Cerita Pendekar Jalanan Tobat Jadi Kolektor Keris

Cerita Pendekar Jalanan Tobat Jadi Kolektor Keris


Foto: Mohammad Helmi memakai celana pendek. ©2015 Evo Berita

Reporter: Ridwan Ibrahim


Evo Berita - Cerita Pendekar Jalanan Tobat Jadi Kolektor Keris | Sosoknya pendiam dan tak banyak tingkah, tapi sekali marah tangan yang bicara. Kelemahlembutan di balik kekerasan itulah yang membuat sosoknya menjadi panutan banyak pemuda nakal dan preman yang akhirnya tobat di bawah kendalinya. Helmi sudah sejak lama akrab di lingkungan penuh kekerasan dan hidup dalam kekhilafan.


"Nakal di kala muda itu sudah wajar, yang penting tidak keterusan, tegasnya sambil tersenyum.


Lelaki yang lahir pada 19 Juli 1965, banyak memiliki anak buah dan kawan-kawan di antaranya para preman yang telah tobat dan juga para pendekar dari beberapa perguruan silat.


Kenakalannya ia mulai semenjak ia SMA, kemana-mana selalu membawa rantai besi yang ditutup kain, yang ia gunakan melawan jika ada orang yang berbuat aniaya pada orang lain.


"Niat baik tidak selalu mendapat tanggapan baik, sebab saya pernah mau ditahan polisi gara-gara saya pernah tawuran dikala remaja," ceritanya.


Kekerasan demi kekerasan menjadikan ia semakin banyak tertantang menjadi pendekar jalanan untuk membela kaum teraniaya. Bahkan pengembaraannya tidak hanya di Kediri dan sekitarnya. Luar pulau pun pernah ia jajahi hingga ke wilayah Batam.


"Kalau disebut saya preman saya tidak setuju. Saya melindungi kaum yang teraniaya. Selain ada niatan sendiri, kalau ada kawan yang butuh tenaga saya dan dia terdholimi , maka saya pasti akan membantunya," terangnya.


Kini zaman kegelapannya telah berakhir, dia telah beralih profesi sebagai kolektor keris dan pimpinan organisasi kepemudaan di Kabupaten Kediri.


Dia mengatakan kalau mau jadi preman itu harus berpikir dulu. Preman, kata dia, ada dua jenis, "preman tanpa didasari ilmu dan preman ngawur yang berbuat kekerasan semata-mata

hanya melakukan kejahatan," terangnya.


Dari pengalaman itu lah, dia mengaku banyak menyadarkan kawan-kawannya untuk kembali ke jalan yang benar. Salah satunya mengajak mereka ikut pengajian dan mengarahkan untuk hidup lebih terarah, "Memang tak mudah, namun dengan pendekatan akhirnya mereka sadar. Sebab umur semakin bertambah, maka harus menjadi lebih baik, bukan malah menjadi tidak baik," ujarnya.


Kini dia tengah disibukkan dengan koleksi pusaka Nusantara seperti keris. Menurut dia kegiatan positif seperti ini patut dilakukan lelaki sejati bukan malah main begal seperti yang marak sekarang ini.


"Laki-laki itu harus punya hobi yang positif dan bernilai investasi, kalau tidak maka ia semakin tidak terarah. Begal-begal itu tak menyadari apa yang ia lakukan adalah hal yang salah. Mereka masih muda, tapi maunya serba instan tidak mau bekerja, padahal tenaganya masih kuat. Jadi jangan salahkan masyarakat yang geram dan menghukumnya dengan cara rimba sebagai imbal balik kejahatannya," tegasnya.
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Cerita Pendekar Jalanan Tobat Jadi Kolektor Keris"

 
Copyright © 2015 Evo Berita - All Rights Reserved
Back To Top