Foto: Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno. ©2015 Evo Berita
Reporter: Rendy Saputra
Evo Berita - Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno kembali memicu kehebohan akibat ucapannya. Jika pada permulaan kasus KPK vs Polri dia sempat dikecam karena menyebut pendukung komisi anti-rasuah sebagai 'rakyat tak jelas', kini giliran publik Internasional yang marah padanya.
Pangkal masalahnya adalah ucapan Tedjo yang menyerang Australia karena selalu mengintervensi upaya eksekusi mati dua penyelundup narkoba, Bali Nine.
Dalam pidato di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang disiarkan televisi kemarin, Tedjo mengatakan Canberra tidak bisa menekan Indonesia agar mengampuni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Dia mengatakan pemerintah siap membalas sikap Australia itu dengan melonggarkan pergerakan imigran gelap yang mencari suaka ke Negeri Kanguru.
"Yang kini ada di Indonesia saja ada lebih 10 ribu (imigran gelap). Jika mereka dilepas dan dibiarkan menuju Australia, dipastikan akan seperti tsunami manusia," kata Tedjo.
Kata-kata itulah yang memantik kemarahan publik. Tidak hanya Australia atau Inggris yang selama ini aktif memohon pengampunan bagi Bali Nine. Ucapan Tedjo itu bahkan sudah disorot media Rusia hingga Amerika Serikat.
Netizen di Australia kini kembali mengecam Indonesia. "Dengan ancaman seperti itu dia ingin kita menghormati hukum Indonesia? Mimpi," kata Winston Ryder asal Gold Coast.
Isu manusia perahu maupun pencari suaka sangat sensitif baik untuk pemerintah Indonesia maupun Australia. Bahkan bagi Canberra, kemampuan menahan laju imigran gelap merupakan kebijakan yang selalu jadi bahan kampanye politikus saat pemilihan umum.
Dukungan pada Perdana Menteri Australia Tony Abbott kini malah membesar. Tensi diplomatik kedua negara pun kembali memanas, setelah sebelumnya sempat reda karena jadwal eksekusi Andrew dan Myuran yang telah berada di Lapas Nusakambangan dimundurkan.
Abbott menolak mengomentari ancaman dari Tedjo. "Saya tidak ingin bertengkar dengan siapapun," ujarnya seperti dilansir the Australian, Selasa (11/3).
Jutaan Dollar Australia pun mengalir ke Tanah Air untuk program-program penghentian para pencari suaka. Kebijakan imigrasi yang longgar menyebabkan ratusan ribu imigran berusaha memasuki wilayah Negeri Kanguru.
Indonesia menjadi mitra strategis menangkal banjir imigran. Ribuan orang berusaha memasuki perairan Australia melalui NTT. Dari catatan Kemenkum HAM, ada 10.500 pencari suaka, kebanyakan Timur Tengah dan Pakistan, kini tertahan di Tanah Air.
Melalui Management and Care of Irregular Immigrants (MCII) yang dibentuk sejak 2007, Australia memberikan pelatihan hingga membangun fasilitas penahanan sementara bagi pencari suaka tanpa identitas.
Belakangan, kedua negara tidak akur untuk isu pencari suaka. Rezim Abbott memangkas bantuan detensi, lalu sepihak mengusir kapal-kapal imigran ke perairan Indonesia.
Menkum HAM Yasonna Laoly mengatakan, sebagai jalan tengah, pihaknya akan mencarikan pulau buat Australia. "Kami sedang memikirkan kembali tentang kebijakan itu. Kami hanya perlu menemukan sebuah pulau," kata Laoly beberapa waktu lalu.
0 Komentar untuk "Bikin Blunder 'Tsunami', Menteri Tedjo Jadi Bulan-Bulanan Dunia"