Foto: Pemadam Kebakaran. ©2015 Evo Berita
Reporter: Ridwan Ibrahim
Evo Berita - Siang itu, Rabu (11/3) di sebuah kantor pemadam kebakaran sektor Jakarta Selatan, beberapa petugas pemadam kebakaran tengah duduk santai bercanda riang. Sambil menikmati kopi dan gorengan, mereka berbagi cerita tentang pengalaman-pengalaman seru dan berbahaya di lapangan.
Namun, seketika wajah ceria mereka berubah ketika terdengar bunyi alarm. Dari alat pengeras suara terdengar perintah agar unit penyelamat segera bersiap dan meluncur. Ternyata ada tugas untuk menyelamatkan korban yang tercebur ke dalam liang sumur.
Para petugas pemadam pun bergegas menyiapkan segala peralatan, mulai dari pakaian, obat-obatan, dan kendaraan. Pengemudi menyalakan mobil, para petugas berlarian menaiki mobil yang siap meluncur ke TKP. Baru saja mobil akan melaju, tiba-tiba terdengar lagi pengumuman dari pengeras suara. Para petugas yang sudah naik ke mobil terpaksa harus turun lagi karena ternyata misi di-cancel. Korban tercebur sumur ternyata sudah berhasil diangkat.
Begitulah sehari-hari yang dialami para petugas pemadam kebakaran. Mereka harus sudah siap sedia untuk menjalankan tugas meskipun tugas datang selalu dadakan. Apapun yang sedang mereka lakukan harus segera ditinggalkan. Mereka tidak boleh sampai tertinggal kendaraan.
"Tugas memang selalu dadakan kalau di pemadam. Ada panggilan langsung siap sedia. Nggak boleh ketinggalan," kata Warok, seorang petugas pemadam di sektor pemadam Jakarta Selatan, Rabu (11/3).
Warok sendiri pernah punya pengalaman lucu soal siap sedia saat tugas memanggil. Ketika itu dia ada panggilan tugas pagi hari. Padahal pagi hari biasanya adalah waktunya Warok di kamar mandi. Petugas asal Jawa ini sedang buang hajat saat alarm panggilan tugas berdering. Karena sudah panggilan, Warok segera mengakhiri urusannya di kamar mandi meskipun belum tuntas.
"Ya, terpaksa dipotong padahal baru keluar setengahnya. Di lokasi nahan mules sambil madamin api. Setelah api padam, langsung lari nyari toilet," tutur Warok yang juga mengaku kerap melihat dan menggotong mayat-mayat korban kebakaran yang hangus dilalap api.
Tak hanya wajib siap sedia, para pemadam juga harus rela berjibaku dengan kobaran api. Nyawa menjadi taruhan mereka demi memadamkan si jago merah yang sedang marah.
Seperti yang diceritakan oleh Saiful Ramdhan, yang mengaku sudah sering mengalami kejadian menegangkan saat berhadapan dengan kobaran api. Saiful menceritakan dirinya pernah kehilangan arah saat memadamkan api. Dia kehilangan arah karena selang air pemadam yang dia pegang lepas dari tangan. Padahal selang tersebutlah yang menjadi petunjuk arah untuk kembali ke lokasi aman.
"Kejadiannya di basemen gedung. Saya masuk bawa selang, terus selang saya taruh di bawah sebentar. Tiba-tiba asap datang, semua jadi gelap dan nggak kelihatan. Saya meraba-raba cari selang di lantai. Untunglah ketemu, kalau nggak saya bisa kejebak dan tewas," tutur Saiful.
Tak hanya pernah terjebak asap, Saiful juga sering tertimpa tiang-tiang bangunan yang kebakaran, cidera, dan terbakar percikan api. Dia sangat bersyukur karena masih diselamatkan Tuhan meskipun diakuinya pekerjaan sebagai pemadam kebakaran merupakan pekerjaan yang sangat berbahaya.
"Ancaman bahaya sudah dimulai saat akan berangkat ke TKP. Sudah sering mobil pemadam kecelakaan karena harus cepat-cepat sampai TKP," tandas Saiful.
Inilah potret pemadam kebakaran. Sudah berjuang tapi kadang warga lupa mengucapkan terima kasih. Ketika datang telat diomeli warga.
Selamat bekerja Pak. Pantang Pulang Sebelum Padam!
0 Komentar untuk "Perjuangan Pemadam Kebakaran, Tahan Buang Hajat Demi Padamkan Api"