Bengawan Solo Meluap, Sejumlah Desa di Sukoharjo Terendam Air

Bengawan Solo Meluap, Sejumlah Desa di Sukoharjo Terendam Air


Foto: Banjir. Evo Berita

Reporter: Ridwan Ibrahim


Evo Berita - Hujan deras yang terjadi sepanjang hari Kamis (24/4) hingga Jumat (25/4) dinihari membuat elevasi Sungai Bengawan Solo meninggi. Akibatnya sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut tak mampu menampung aliran sungai di bawah dan atasnya. Akibat backwater, sejumlah wilayah di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah terendam air hingga setinggi lutut orang dewasa.

Di Sukoharjo air merendam pemukiman warga di Desa Kadokan, Desa Gadingan dan Desa Tegalmade Kecamatan Mojolaban serta sejumlah desa di Kecamatan Grogol. Kepala BPBD Sukoharjo, Suprapto mengatakan, desa-desa tersebut memang rawan dan menjadi langganan banjir.

"Desa-desa ini memang menjadi langganan banjir karena berada pada posisi cukup rendah. Jadi kalau air Sungai Bengawan Solo naik, sudah bisa dipastikan ketiga lokasi ini tergenang," ujar Suprapto, Sabtu (25/4).

Menurut dia, air di Bengawan Solo mulai naik ke pemukiman warga sekitar pukul 04.00 Wib dan terus naik hingga mencapai ketinggian 50 cm. Namun genangan tidak terlalu lama dan kembali surut dalam beberapa jam.

"Sampai saat ini petugas kami masih berada di lokasi banjir. Kami masih memantau keadaan, karena cuaca masih mendung, dan di wilayah hulu Sungai Bengawan Solo juga masih terjadi hujan," jelasnya.

Ia menambahkan, saat ini Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Bengawan Solo masih cukup tinggi dan berada pada tanda kuning pada alarm deteksi banjir di Jembatan Bacem. Pihaknya meminta warga agar waspada akan datangnya banjir susulan, mengingat di hulu Wonogiri masih terjadi hujan dan elevasi air Waduk Gajah Mungkur masih cukup tinggi.

"Pantauan kami tadi di Wonogiri sudah dilepas sekitar 100 meter per kubik, namun di wilayah hulu masih hujan dan elevasi air waduk masih tinggi, kemungkinan ditambah cukup tinggi, sehingga kami minta warga untuk waspada," katanya.

Pihaknya juga mewaspadai Sungai Dengkeng di Klaten yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo. Sungai yang berhulu di puncak Merapi itu juga menjadi faktor penyebab terjadinya banjir di Sukoharjo bagian utara. Suplai air sungai dari Klaten ini cukup besar, sehingga tiga desa di Kecamatan Grogol dan Mojolaban tergenang.

400 ton sampah menumpuk di Solo
Dampak dari banjir di sejumlah wilayah di kota Solo menghasilkan 400 ton sampah. Tumpukan sampah tersebut merupakan sisa banjir bandang yang terjadi Rabu hingga Kamis (23/4) dinihari lalu. Jika tak segera disingkirkan, dikhawatirkan akan menimbulkan bau dan penyakit menular.

"Kami memperkirakan ada 400 ton sampah yang berserak di lokasi bekas banjir. Sampah dan lumpur sisa banjir menyebar menutupi jalan di sejumlah kampung dan jalan kelurahan, ruang terbuka publik, hingga bangunan fasilitas umum," ujar Kabid Persampahan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Solo, Sudiyatmo.

Sudiyatmo berjanji akan mengerahkan 120 petugas untuk membantu warga membersihkan sampah yang menumpuk di sejumlah lokasi tersebut. "Kami prioritaskan pembersihan sampah di jalanan umum, pemukiman dan fasilitas umum," sambungnya.

Ia menegaskan akan segera mengangkut sampah tersebut untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir di Mojosongo. "Setidaknya separuhnya dulu akan kami angkut," katanya.

Terutama, lanjutnya, sampah yang di jalan dan pemukiman agar jangan sampai warga, terutama anak-anak terjangkit penyakit karena timbunan sampah yang tidak segera dibersihkan.

Sementara itu pantauan di lapangan, kondisi Kali Pepe yang menjadi pemicu banjir sudah kembali normal. Warga dibantu petugas dari Pemkot, BPBD berbagai daerah di Solo dan sekitarnya, PMI, TNI dan Polri, bahu-membahu membersihkan sampah, lumpur serta membenahi berbagai fasilitas umum yang rusak akibat terjangan banjir. Mereka juga menggunakan mobil damkar, untuk penyemprotan lumpur di jalan.
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Bengawan Solo Meluap, Sejumlah Desa di Sukoharjo Terendam Air"

 
Copyright © 2015 Evo Berita - All Rights Reserved
Back To Top