Foto: Jokowi di Papua. ©Setpres RI
Reporter: Rudi Hantanto
Evo Berita - Presiden Joko Widodo selama dua hari melakukan lawatan ke beberapa daerah di Provinsi Papua. Tetapi sayang, momen baik buat diliput itu justru banyak terlewatkan lantaran rombongan Jokowi membatasi akses bagi awak media.
Sejumlah wartawan atau kontributor di Kota Jayapura, Provinsi Papua mengaku kecewa saat melaksanakan peliputan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Lapas Abepura. Mereka mengeluh dipersulit dan dibatasi oleh petugas jaga dan protokoler kepresidenan saat akan meliput kegiatan RI-1.
"Kemarin itu saya dilarang masuk oleh petugas. Kata mereka wartawan dibatasi karena ruangannya kecil," kata Alberth, kontributor stasiun televisi Trans TV di Jayapura, Papua, seperti dilansir dari Antara, Minggu (10/5).
Alberth mengaku kecewa dengan perlakuan itu karena tidak mendapatkan hasil maksimal dalam tugas peliputan kunjungan Presiden Jokowi ke Lapas Abepura, di Kota Jayapura, pada Sabtu (9/5) sore. Padahal dia sudah diminta kantornya meliput peristiwa itu.
"Percuma kami buat ID Card. Tapi masuk saja dibatasi," kata Alberth yang akrab disapa Altop oleh rekan-rekan wartawan di Jayapura.
Sementara itu, reporter TVRI Stasiun lokal Papua, Nola Kobe, bersama dengan juru kameranya, Budi, juga menemui masalah sama.
"Masa kita dilarang masuk. Padahal kita ingin back up berita lokal Papua," kata Nola.
Senada dengan dua rekannya, salah satu jurnalis media daring nasional di Jayapura bernama Lita juga mengeluhkan hal sama.
"Saya harus berhimpitan dengan belasan wartawan lain untuk mencoba masuk ke Lapas, tapi tidak bisa. Kata penjaga wartawan dibatasi," kata Lita.
Lita menyesalkan adanya perlakuan berbeda di lapangan. Sebab, dia melihat hanya pewarta tertentu saja diizinkan masuk meliput pada saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Lapas Abepura, buat memberikan grasi kepada lima tahanan politik. Sejumlah wartawan asing dan perwakilan wartawan lokal serta nasional mendapatkan akses masuk. Sementara sejumlah wartawan media lokal dan nasional lainnya tidak diberikan izin. Padahal menurut dia, momen itu penting karena baru pertama kali seorang presiden masuk ke dalam Lapas Abepura.
"Saya dapat info, dari pengacara lima orang tapol yang diberikan grasi bahwa Presiden Jokowi meminta agar semua wartawan masuk. Tapi rupanya penjaga pintu tidak berikan izin," ujar Lita.
"Padahal ada wartawan yang bisa masuk hanya pakai kaos oblong dan sendal jepit. Ini jadi aneh, terkesan pilih kasih dan diskriminasi. Harapannya ini menjadi perhatian protokoler agar nantinya saat kunjungan Presiden Jokowi berikutnya ke Papua bisa bersikap adil," kata Ricardo Hutahaean, kontributor stasiun Metro TV di Papua.
Sementara itu, Kepala Lapas Abepura, Bagus Kurniawan, ketika dikonfirmasi terkait hal itu berdalih dia tidak membatasi atau melarang wartawan meliput dalam pemberian grasi tersebut. Tetapi, lanjut dia, seluruh kegiatan di Lapas Abepura diatur dari protokoler kepresidenan.
"Kalau saya boleh. Saya mempersilakan wartawan masuk. Tapi, saat ini semuanya diatur oleh protokoler kepresidenan," kata Bagus.
0 Komentar untuk "Pewarta Papua Dipersulit Saat Liput Grasi Dari Jokowi di LP Abepura"