Menpan Yuddy Sebut Banyak Menteri Jokowi Rela Turun Gaji

Foto: Yuddy Chrisnandi. ©2015 Evo Berita

Reporter: Hasan Setyabudi

Evo Berita - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi mengakui bahwa negara belum bisa membayar mahal para profesional dan lulusan potensial untuk menjadi PNS. Sehingga tak heran banyak SDM terbaik enggan menjadi PNS.

"Kenapa lulusan terbaik enggak ke pemerintah? Karena enggak dihargai kompetensinya secara memadai makanya fasilitas enggak diperhatikan fasilitasnya, seragam beli sendiri segala macam, gaji pas-pasan Rp 1,8 juta," kata Yuddy di kantor merdeka.com, Jakarta, Kamis (2/4).

Yuddy menambahkan jangankan para profesional atau lulusan terbaik kampus, banyak menteri Jokowi kini harus pasrah turun gaji dari gaji sebelumnya di perusahaan swasta.

"Banyak menteri Kabinet Kerja berasal dari swasta kan, mungkin di swasta gajinya ratusan juta gitu, begitu jadi menteri Rp 19,5 juta memang ada dana operasional menteri Rp 100-120 juta varitaif setiap bulan itu, asal tahu saja itu tidak pernah bersisa dan selalu habis nombok," jelas dia lagi.

Memang dia mengaku beberapa menteri sudah ada yang curhat mengenai gajinya ini. Namun, Yuddy menegaskan para menteri tetap semangat untuk bekerja demi Indonesia.

"Banyak yang mengeluh. Kalau masih kuat enggak usah ngeluh. Masalah kesejahteraan itu isu utama dalam urusan mencari profesional. Iyalah masa mau pakai profesional tapi gaji minim orang pada lari," tegas Yuddy.

Untuk itu guna menjaring para profesional dan menyejahterakan mereka, moratorium solusinya. Menurut Yuddy dari moratorium, kementerian bisa mendapatkan para profesional dengan gaji yang memadai.

"Salah satunya moratorium enggak mungkin kita gaji besar tapi jumlah pegawai membengkak terus. Kalau bonus sisa hasil usaha 1 M, pegawainya 1.000 pastinya kecil. Kalau pegawai yang enggak perlu, dikurangi cuma 500 satu miliar pasti lebih sejahtera itu yang sedang kita tata untuk menekan laju pertumbuhan yang tidak terkendali karena kebutuhan karyawan yang tidak perlu," tutup dia.