Kisruh Politik Dituding Jadi Penyebab Melambatnya Ekonomi

Foto: Ilustrasi ekonomi. ©Shutterstock/Sergey Nivens

Reporter: Fredhy Widjajanto

Evo Berita - Era pemerintahan Jokowi-JK sudah berjalan lebih dari setengah tahun. Kisruh politik sejak era kampanye pilpres ternyata belum berakhir, dan berlanjut menggerogoti pemerintahan yang baru seumur jagung ini.

Hal itu jelas berdampak pada perekonomian yang berpengaruh langsung kepada masyarakat kecil. Melambatnya pertumbuhan ekonomi saat ini pun, tak ayal menyebabkan penurunan tingkat kepercayaan publik pada pemerintah, karena kegaduhan politik yang berkepanjangan.

"Perekonomian nasional dan daerah tidak dapat dipisahkan. Maka dari itu, butuh penguasaan yang lebih intensif dalam mengelola negara, dari pemerintah yang ada saat ini," ujar peneliti dari Populi Center, Dr. Nico Harjanto, dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (9/5).

"Karena dengan semakin terintegrasinya semua sektor ekonomi sebuah negara, dan jika negara itu ingin mengalami perkembangan dan percepatan perekonomian, maka peran pemerintah pusat harusnya itu lebih sentral. Tidak bisa kinerjanya terlalu dibebani oleh masalah politik seperti saat ini," katanya menambahkan.

Nico mengatakan, kisruh politik yang berdampak pada ekonomi dan menyusahkan rakyat ini, sudah mampu menurunkan tingkat kepercayaan publik kepada pemerintah secara signifikan. Maka dirinya menegaskan, dibutuhkan pembuktian dari pemerintah saat ini, dalam mengimplementasikan komitmen dan kerangka kerja mereka agar percepatan pertumbuhan ekonomi bisa segera tercipta.

"Pelaku usaha dan rakyat di bawah pun sebenarnya ketar-ketir, ini mau sampai kapan semuanya akan berakhir. Maksudnya sampai kapan itu bisa saja, apakah sampai ada perubahan dalam perekonomian yang berdampak bagi masyarakat, atau sampai kapan pemerintahan ini bisa bertahan jika kondisinya terus demikian," ujar Nico.

"Ada semacam siklus yang membutuhkan leadership yang kuat dan komitmen dari para elite. Jangan sampai ada kontestasi di internal pemerintahan yang berkepanjangan, sementara dampak secara ekonomi terhadap masyarakat tidak semakin baik," pungkasnya.